IT

Minggu, 21 April 2013

PENGARUH RITUAL KEAGAMAAN TERHADAP KEGIATAN SOSIAL


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka untuk  mewujudkan suatu masyarakat yang ideal, maka perlu adanya kerja sama antar warga masyarakat. Masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang aman, tentram, sejahtera, saling toleran antar warganya, berinteraksi dengan baik, berkomunikasiyang baik dan prilaku sosial yang baik lainnya. Dan kegiatan keagamaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada prilaku sosial seorang warga, sebab dalam kegiatan keagamaan, seseorang belajar tentang nilai agama yang dimana nilai tersebut mengajarkan nilai-nilai yang baik dan positif.
Kenyataan yang kita hadapi dalam keadaan masyarakat kita sekarang ini, banyak kegiatan-kegiatan keagamaan atau ritual-ritual keagamaan yang sudah semakin berkurang dari eaktu ke waktu, baik itu disebabkan oleh faktor kelompok, ataupun faktor individu masing-masing. Sehingga berkurang pula interaksi sosial antar warga masyarakat.
Dalam masyarakat, kegiatan sosial merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kerukunan warga dan ketentraman masyarakat.
Melihat dari latar belakang tersebut maka penulis akan mengadakan penelitian dangan mengambil judul “PENGARUH RITUAL KEAGAMAAN TERHADAP KEGIATAN SOSIAL  DI DUSUN LEMAH PUTIH WRINGINANOM GRESIK”
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana ritual keagamaan di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik?
2.      Bagaimana kegiatan sosial warga di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik?
3.      Adakah pengaruh ritual keagamaan terhadap kegiatan sosial di dusun lemah Putih wringinanom Gresik?
4.      Jika ada, sejauh mana tingkat pengaruh ritual keagamaan terhadap kegiatan sosial di Dusun lemah Putih Wringinanom Gresik?

C. Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan diatas, maka fokus penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Untuk mengetahui ritual keagamaan di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik
2.      Untuk mengetahui Kegiatan sosial di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik
3.      Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh ritual keagamaan terhadap kegistsn sosial  di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik
4.      Untuk mengetahui sejauh mana penagruh ritual keagamaan terhadap kegiatan sosial di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik
D. Manfaat Penelitian
1.      Bahan informasi dan masukan bagi para pimpinan dan masyarakat dalam rangka membuat perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan/ritual keagamaan
2.      Bahan pertimbangan bagi masyarakat wringinanom dalam rangka membuat perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan/ritual keagamaan
3.      Bagi penulis sebagai  bahan untuk mengembangkan ilmu yang penulis peroleh
E. Metode Penelitian
1.      Populasi, adalah keseluruhan subjek penelitian atau sekelompok subjek, baik berupa manusia, gejala-gejala, nilai-nilai dalam kaitannya dengan penelitian ini maka yang menjadi populasi adalah seluruh warga Dusun Lemah putih Wringinanom Gresik
2.      Sampel adalah sebagian individuyang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Mengingat banyaknya populasi dan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang ada pada penulis, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan tekni k sample. Adapun penagambialan sampel menggunakan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan atrata yang ada dalam populasi.
F. Pengumpulan Data
            Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen dalam mengumpulkan data sebagi berikut:
1.      Metode observasi
Yaitu metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti. Metode ini di gunakan peneliti untuk memperoleh data tentang keadaan kegiatan keagamaan masyarakat serta kegiatan sosial mereka.
2.      Metode interview
Yaitu proses memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerangka Teoritis
1. Ritual Keagamaan dalam perspektif dusun Lemah putih
            Ritual keagamaan adalah segala kegiatan keagamaan yang bersifat non formal yang dilaksanakan oleh dan untuk anak, remaja, orang tua dan seluruh wargaa masyarakat, yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu di masjid, dari mushola ke mushola, dari rumah ke rumah dimana mereka mereka berdomisili dengan secara terencana, terarah dan bertanggung jawab. Dengan tujuan untuk menjaga budaya serta menjalin tali silaturrahmi sehingga diharapakan dapat terbentuknysa ukhwah islamiyah sesama warga masyarakat.
            Ritual keagamaan di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik dilaksanakan dengan pola sebagai berikut:
a.       Membaca surat Yasiin dan tahlil secara berjamaah yang dilaksanakan seminggu sekali dari rumah ke rumah. Jamaah yasiin tahlil di Dusun lemah putih terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok jamaah laki-laki dan kelompok jamaah perempuan. Kelompok jamaah laki-laki diadakan setiap seminggu sekali yang jatuh pada hari kamis malam (ba’da isya’), sedangkan jamaah perempuan diadakan setiap seminggu sekali dan jatuh pada hari kamis juga tetapi pada waktu setelah ashar.
b.      Pembacaan diba’iyah secara berjamaah dari rumah ke rumah, sama halnnya dengan yasiin tahlil, pembacaan diba’iyah juga dilaksanakan setiap seminggu sekali. Jam’iyah diba’ juga terbagi menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok laki-laki dan 2 kelompok perempuan. Jam’iyah diba’ laki-laki diadakan setiap seminggu sekali pada hari senin malam (ba’da isya’), sedangkan jam’iyah diba’ permpuan diadakan seminggu sekali pada hari jum’at dan sabtu.
c.       Organisasi remas (remaja masjid), yang pada hari-hari besar tertentu mengadakan kegiatan tertentu untuk merayakan hari-hari besar tersebut.
d.      Pembacaan istighasah secara berjamaah dari rumah ke rumah setiap seminggu sekali.
e.       Pembacaan khatmil Qur’an dari musholla ke musholla setiap seminggu sekali yang jatuh pada hari minggu. Sayangnya jamaah ini hanya terdiri dari sekelompok perempuan saja, sedangkan kaum laki-lakinya tidak ada.
f.       Lembaga pendidikan berupa TPA, TPQ dan Diniyah yang di Dusun Lemah Putih terdapat lebihh dari 5 lembaga pendidikan semacam tersebut.
2.  Kegiatan sosial di Dusun Lemah Putih
            Hubungan sosial menyangkut kehidupan manusia, karena manusia adalah makhluk sosial, artinya tidak bisa hidup sendiri. Kesadaran sosial dibutuhkan oleh setiap orang agar bisa hidup rukun dengan masyarakat.
            Kegiatan sosial merupakan faktor yang snagt berpengaruh pada kerukunan dan kerukunan sangat berpengaruh pada ketentraman masyarakat. Oleh karena itu kegiatan sosial sangat dibutuhkan dalam membangun masyarakat yang aman dan tentram. Kegiatan sosial mencerminkan adanya interaksi antar warga masyarakat, dan berdampak positif pada masyarakat itu sendiri, seperti timbulnya rasa toleransi, rasa tenggang rasa dan lain sebagainya. Adapun dampak positif  dari kegiatan sosial antara lain:
a.       Tumbuh dan semakin meningkatnya kerukunan antar warga masyarakat
b.      Tumbuhnya sikap taat pada aturan
c.       Sopan saat berbicara
d.      Berjiwa sosial
e.       Tumbuhnya budaya gotong royong dsb.
B. ANALISIS DATA
          Dusun Lemah Putih merupakan Dusun yang bisa dibilang aman dan tentram. Penuls mengatakan demikian bukanlah berarti tanpa adanya alasan. Terbukti di dusun tersebut jarang sekali ada tindakan kriminal. Tindakan kriminal disini diumpamakan seperti perkelahian, baik itu antar individu maupun kelompok, pencurian, perampokan dan tindakan kriminal lainnya.
          Keadaan tersebut bukannya tanpa alasan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, yang menyebabkan terbentuknya keadaan masyarakat yang demikian. Sepengetahuan penulis, terciptanya masyarakat yang damai, aman dan tentram tersebut faktor utama yang mempengaruhi hal tersebut adalah faktor sosial, artinya adanya interaksi sosial yang positif antar warga masyarakat, khususnya Dusu Lemah Putih. Interaksi sosial yang positif tersebut bisa berupa saling bantu membantu, saling gotong royong, tata pada aturan dan lain sebagainya.
          Disisi lain, yaitu agama. Warga Dusun Lemah Putih bisa dibilang sedang-sedang saja. Penulis mengatakan demikian, karena dari pengamatan sang penulis terhadap populasi disana, serta interview dengan beberapa sampel, hanya 60% warga Dusun Lemah Putihyang aktif melaksanakan shalat. Penulis menggunakan shalat sebagai tolak ukur, karena ada pepatah “jika shalatnya baik, maka agamanya juga baik”. Dari hal itulah penulis menggunakan shalat sebagai acuan/tolak ukur agamapada warga masyarakat Dusun Lemah Putih.
          Terdapat keadaan yang mungkin bisa juga dijadikan sebagai alasan yaitu bahwa warga yang ikut shalat berjamaah disetiap musholla atau masjid hanya segelintir orang, itupun hanya para warga yang sudah berumur saja, sementara para remajanya tidak ikut berjamaah. Meskipun demikian warga Dusun Lemah Putih juga mempunyai aktifitas-aktifitas, kegiatan-kegiatan, ritual-ritual keagamaan seperti yang sudah dipaparkan penulis sebelumnya diatas. Terdapat pembacaan yasin tahlil secara berjamaah, pembacaan diba’iyah secara berjamaah, khotmil Qur’an, remaja masjid istighosah dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut mengandung beberapa unsur manfaat, antara lain:
·    Adanya penguatan agama, melalui pembiasaan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut
·    Adanya pemberian pendidikan agama, melalui TPQ, TPA, Diniyah dan lembaga nonformal lainnya
·    Adanya interaksi/hubungan sosial, sehingga komunikasi antar warga tetap terjaga
·    Adanya kerjasama antar warga
·    Melestarikan budaya masyarakat
C. KESIMPULAN
          Dari analisis diatas, atau berbagai manfaat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan-kegiatan/ritual-ritual keagamaan sangat berpengaruh pada kegiatan-kegiatan sosial. Dengan adanya kegiatan/ritual keagamaan, seseorang mendapat pendidikan dan penguatan dalm sisi agama. Sedangkan agama mengajarkan pada kebaikan. Agama juga mengajarkan untuk saling menghargai sesama manusia, saling membantu, dan saling tolong menolong antar sesama, dan hal tersebut merupakan cerminan dari prilaku sosial yang positif.
          Disisi lain, kegiatan/ritual keagamaan juga mengandung nilai sosial, nilai kebersamaan dan kerukunan. Dari hal tersebut sudah cukup untuk dijadikan bukti keteranga bahwa kegiatan/ritual keagamaan mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan sosial warga Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik.


dolor- dolor jangan luppa y, komen dan jadi member blog ini, satu lagi jangan lupa follow Twitter q di @riantoabdqodir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar