IT

Minggu, 23 Desember 2012

BENTUK-BENTUK PEDOMAN OBSERVASI


BENTUK-BENTUK PEDOMAN OBSERVASI


I.DAFTAR CEK (CHECKLIST)
A.Pengertian
Daftar cek adalah suatu daftar yang memuat aitem-aitem pernyataan tentang aspek-aspek yang mungkin muncul terjadi dalam suatu situasi, tingkahlaku, atau kegiatan individu yang diamati.tingkah
Semua aspek tingkah laku, situasi observee yang akan diamati telah dinyatakan dalam suatu daftar.
Observer tinggal memberikan tanda cek pada daftar sesuai dengan ada tidaknya aspek-aspek yang diamati dalam suatu situasi.
Daftar cek dapat digunakan untuk mengamati individu maupun kelompok.

B.Langkah-langkah Pelaksanaan Observasi Checklist
Terdapat 3 tahap pelaksanaan kegiatan Observasi dengan teknik daftar cek, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan  tahap analisis hasil, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1.       Tahap Persiapan
Dimulai dengan menetapkan topic observasi, menentukan variabel, indicator, predictor, penyusunan aitem pernyataan, penentuan kriteria dan penyusunan pedoman observasi.
2.       Tahap Pelaksanaan
Meliputi langkah penyiapan pedoman observasi, pengambilan atau penentuan posisi observasi, pengamatan perilaku observe, serta pencatatan dengan cek.
3.       Tahap Analisis hasil
          Meliputi langkah penyusunan data hasil observasi dan penyimpulan data.

C.APLIKASI PELAKSANAAN OBSERVASI CHECKLIST
    1.       Langkah penentuan topic
              Kebiasaan belajar siswa di dalam kelas selama PBM
    2.       Langkah Penentuan Variabel
              Partisipasi siswa dalam pelajaran fisika
    3.       Langkah penentuan indicator, predictor dan aitem pernyataan

Variabel
Indikator
Prediktor
Aitem Pernyataan





Partisipasi siswa dalam PBM fisika
Sebelum PBM
Kedatangan

Persiapan Kelengkapan Pelajaran

Selama PBM
Memperhatikan

Bertanya

Berpendapat

Menjawab Pertanyaan

Mengerjakan Tugas

Akhir PBM
Merangkum

Memperdalam


Langkah Penentuan kriteria :
                Penetapan kriteria : Jika antara 1% - 24% sub-sub variabel (pernyataan) yang mendapat tanda cek maka diprediksikan bahwa observee tidak berpartisipasi aktif dalam PBM; jika antara 25% - 49% pernyataan yang mendapat tanda cek maka dikatakan observee kurang aktif dalam PBM jika antara 50% - 74% maka dikatakan cukup berpartisipasi aktif; jika antara 75% - 100% maka dikatakan aktif berpartisipasi aktif dalam PBM.
Secara ringkas kriteria tersebut dapat dilihat dalam table berikut:

No
Kriteria
Interpretasi
1.
1%  – 24%
Observee tidak berpartisipasi aktif dalam PBM
2.
 25% – 49%
Observee kurang aktif  dalam PBM
3.
50% - 74%
Observee cukup aktif berpartisipasi
4.
75%  - 100%
Obervee aktif berpartisipasi

Langkah penyusunan pedoman observasi :
                Berikut ini merupakan contoh format atau pedoman daftar cek atau checklist individual tentang kebiasaan belajar seorang mahasiswa di dalam kelas pada saat jam-jam kosong dan dosen tidak ada.

PEDOMAN OBSERVASI “CHECK LIST
(INDIVIDUAL)


I.             IDENTITAS SUBYEK     
                1.             Nama                                     :
                2.             Kelas/Program   :
                3.             No. induk/absen  :
                4.             Tempat/tgl lahir :
                5.             Hari/tgl observasi              :
                6.             Tempat observasi              :
                7.             Waktu                                   :
II.            ASPEK YANG DIAMATI                :               Kebiasaan mahasiswa dalam perkuliahan
III.       PETUNJUK                          :                                Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada individu yang diobservasi.

No.
Pernyataan/Faktor/Indikator

Hasil Observasi

1

Datang sebelum kuliah dimulai

2
Mempersiapkan kelengkapan kuliah dengan baik

3
Memperhatikan penjelasan dosen

4
Mengajukan pertanyaan sesuai materi perkuliahan

5
Memberikan pendapat

6
Mengerjakan soal latihan

7
Memeriksa kembali hasil pekerjaannya

8
Aktif berdiskusi/Tanya jawab

9
Membuat rangkuman materi

10
Melakukan pendalaman

Total skor (f)

Jumlah skor maksimal (M)


Tahap Pelaksanaan
                  Pada tahap ini observer (pengamat) menyiapkan format, checklist terlebih dahulu, kemudian observer mengambil posisi dekat dengan observee selanjutnya melakukan pengamatan secara cermat terhadap perilaku observee, dan diusahakan agar observee tidak menyadari bahwa ia sedang diobservasi.

Tahap Analisis Hasil
                  Tahap pertama, menghitung berapa kali penggunaan alat yang sama telah dilancarkan terhadap subjek yang sama. Misalkan terhadap seorang observee “A” telah dilakukan observasi terhadap partisipasinya dalam PBM. Dengan demikian akan diperoleh sepuluh lembar pedoman observasi yang terisi.
                  Tahap  kedua, menentukan N dengan mengalikan jumlah sub variabel n = 10, dengan frekuensi pelancaran observasi 10, sehingga ditemukan N sama dengan 100. Tahap ini dilanjutkan dengan menjumlahkan seluruh tanda cek pada sepuluh lembar pedoman observasi.  Dalam hal ini diandaikan terdapat frekuensi (f), sama dengan 85 tanda cek.5                Tahap ketiga, memasangkan indeks prosentase dengan kriteria yang telah disusun sebelumnya, untuk memperoleh kesimpulan. Dalam hal ini, ternyata diperoleh indeks 85 berpasangan dengan “sub kriteria empat” atau dengan disimpulkan bahwa Rida termasuk siswa yang aktif berpartisipasi dalam PBM.
                  Pengambilan  kesimpulan terhadap tingkah laku harus tetap diingat, perlu dipadukan dan dibandingkan dengan berbagai data lain dengan berbagai teknik pengumpulan data yang berbeda. Dengan demikian setap kesimpulan yang dibuat sedapat mungkin mendekati akurasi yang tinggi. Keakurasian kesimpulan selanjutnya menentukan kejituan dalam memberikan perlakuan sesuai fakta data yang ada.
Di bawah ini adalah contoh hasil 1x observasi terhadap subyek “A” dan hasil observasi kelompok
                 
                  Tabel Hasil Observasi Checklist (Individual)
No.
Pernyataan/Faktor/Indikator

Hasil Observasi

1

Datang sebelum kuliah dimulai

2
Mempersiapkan kelengkapan kuliah dengan baik
3
Memperhatikan penjelasan dosen
4
Mengajukan pertanyaan sesuai materi perkuliahan

5
Memberikan pendapat

6
Mengerjakan soal latihan
7
Memeriksa kembali hasil pekerjaannya
8
Aktif berdiskusi/Tanya jawab
9
Membuat rangkuman materi

10
Melakukan pendalaman

Total skor (f)
6
Jumlah skor maksimal (M)
10
Dari hasil observasi didapatkan data bahwa subyek/observee mendapatkan skor  6. Dengan demikian kebiasaan subyek dapat dianalisia dengan rumus berikut:
P = f/N x 100%
 
Keterangan:        P = Perilaku
                              f =  frekuensi gejala yang nampak
                              N = skor maksimal

  Setelah penghitungan dilakukan, kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan.. Hasil perhitungan data observasi di atas adalah:
                                                =  6/10 x 100%
= 60% ---------à observe cukup aktif  dalam   mengikuti perkuliahan.   
PEDOMAN OBSERVASI “CHECK LIST
(KELOMPOK)


I.             IDENTITAS SUBYEK     
                1.             Kelas/Program                     :
                2.             No. induk/absen  :
                3.             Tempat/tgl lahir   :
                4.             Hari/tgl observasi                :
                5.             Tempat observasi                :
                6.             Waktu                                    :

II.            ASPEK YANG DIAMATI                :               Kebiasaan mahasiswa dalam perkuliahan.

III.       PETUNJUK                          :                                Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada individu yang diobservasi.


No.
Faktor/ Pernyataan/Indikator
Ahmad
Dhani
Mulan

1

Datang sebelum kuliah dimulai




2
Mempersiapkan kelengkapan kuliah dengan baik
3
Memperhatikan penjelasan dosen
4
Mengajukan pertanyaan sesuai materi perkuliahan


5
Memberikan pendapat



6
Mengerjakan soal latihan
7
Memeriksa kembali hasil pekerjaannya
8
Aktif berdiskusi/Tanya jawab


9
Membuat rangkuman materi


10
Melakukan pendalaman


Total skor (f)
6
7
4
Jumlah skor maksimal (M)
10

IV.ANALISIS
                  Untuk  pedoman check-list kelompok, kita dapat sekaligus membuat analisis untuk beberapa observe. Dari data di atas didapatkan bahwa Ahmad  memperoleh sskor 6, Dhani memperoleh skor 7, sedangkan Mulan mendapatkan skor  4.
Dengan demikian  kebiasaan Ahmad, Dhani dan Mulan dapat dianalisa dengan rumus berikut:

P = f/N x 100%
 
                             
Keterangan:        P = Perilaku
                              f =  frekuensi gejala yang nampak
                              N = skor maksimal

Ahmad                à 6/10 x 100% = 60%, cukup aktif berpartisipasi
Dhani                   à 7/10 x 100% = 70%, cukup aktif berpartisipasi
Mulan                  à 4/10 x 100% = 40 %, kurang aktif berpartisipasi

II. SKALA PENILAIAN (RATING SCALE)

A. Pengertian
Skala penilaian adalah salah satu bentuk pedoman observasi yang dipergunakan untuk mengumpulkan data individu dengan menggolongkan, menilai tingkah laku individu atau situasi dalam tingkatan-tingkatan tertentu.
Dalam bentuk skala penilaian aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk skala baik kuantitatif maupun kualitatif.
Skala penilaian biasanya terdiri dari suatu daftar yang berisi gejala-gejala atau ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat, sehingga observer tinggal memberi tanda cek pada tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul. Penggunaan instrumen ini, perlu diperhatikan arti dari skala beserta penjabarannya. Misalnya pada skala kualitatif, kategorisasi deskriptif harus diperjelas batasan kuantitatifnya. Misalnya skala kualitatifnya ada selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Maka kapan sesuatu yang dianggap sering apabila melakukan sesuatu 10-15kali, kadang-kadang jika frekuensi tingkah laku itu 4-9 kali dan seterusnya. Penentuan kriteria ini berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya durasi waktu, latensi, intensitas, dll.
Adapun gejala atau ciri-ciri tingkah laku yang dapat diamati dengan alat skala penelitian, antara lain : partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi, kegiatan kegiatan belajar dengan sistem modul, kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas, kebiasaan mengganggu teman, keterampilan di dalam kelas, dan lain-lain topic yang relevan dengan kehidupan di sekolah.

B. Bentuk-bentuk skala penilaian
Bentuk-bentuk skala yang dipakai antara lain: (1) kuantitatif (2) 
deskriptif (3) grafis. Ketiga bentuk skala penilaian tersebut akan diuraikan satu-
satu.
Skala penilaian kuantitatif adalah suatu bentuk pedoman observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dijabarkan dalam skala berbentuk bilangan atau angka.
Skala penilaian deskriptif, adalah suatu bentuk pedoman observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dijabarkan dalam skala berbentuk kata-kata deskriptif.
Skala penilaian grafis, adalah suatu bentuk pedoman observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dijabarkan dalam skala bentuk grafis (garis).
C. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RATING SCALE

Terdapat tiga tahap penyelenggaraan kegiatan observasi dengan teknik skala penilaian, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil.
Tahap persiapan meliputi : langkah penetapan topic, penentuan variabel, indicator, predictor, item-item pernyataan, langkah penentuan alternative skala, langkah penentuan kriteria, langkah penyususnan pedoman observasi. Tahap pelaksanaan, meliputi : langkah-langkah penyiapan pedoman observasi, dan pengamatan perilaku observee serta pencatatan dalam skala. Selanjutnya tahap ketiga, analisis hasil, observasi dan penyimpulan data.
Adapun aplikasi ketiga tahap tersebut telah diuraikan berikut ini :
Langkah penentuan topic :
Penentuan topic observasi adalah partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi.
Langkah penentuan variabel :
Variabel bagi skala penilaian kuantitatif, yaitu: variabel pertama, partisipasi dan variabel kedua adalah kegiatan diskusi.

Langkah penentuan alternative skala:
                    Skala kuantitatif dinyatakan dalam angka, missal : skala 1 2 3 4 5. Skala deskriptif dinyatakan dalam kategori pernyataan diskriptif, missal: sering-pernah-jarang-tidak pernah. Skala grafis merupakan penggabungan skala kuantitafi dan kualitatif yang ditampilkan dalam suatu garis.
Langkah penentuan kriteria :
                    Penentuan kategori setiap sehingga memberi arah penggolongannya, missal : skala kuantitatif mulai dari skala 1 berarti tidak pernah, skala 2 berarti jarang, skala 3 berarti kadang-kadang, skala 4 berarti sering, skala 5 berarti selalu. Prediksi kemunculan gejala perilaku dengan skala deskriptif: jika antara 76% - 100% dikatakan sangat aktif,, 56% - 75% dikatakan aktif, 26% - 55% dikatakan cukup aktif, 1% - 25% dikatakan kurang aktif. Prediksi menunjukkan angka 1 pada stata garis maka berarti tidak pernah (mempunyai kebiasaan kurang baik di kelas), angka 2 pada suatu garis berarti kadang-kadang (mempunya kebiasaan yang tidak terlalu menonjol dan umumnya dilakukan oleh kebanyakan siswa yang lain), angka 3 pada suatu garis berarti sering (mempunyai kebiasaan baik di kelas). Jika pernyataan dalam skala grafis itu negative maka arti setiap skala adalah sebaliknya.

Langkah penyusunan pedoman observasi  Skala Penilaian Kuantitatif
Berikut ini adalah contoh format atau pedoman skala penilaian kuantitatif tentang partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi di kelas.

PEDOMAN OBSERVASI
SKALA PENIALAIAN KUANTITATIF

I.             IDENTITAS SUBYEK     
                1.             Nama                                     :
                2.             Kelas/Program                     :
                3.             No. induk/absen  :
                4.             Tempat/tgl lahir   :
                5.             Hari/tgl observasi                :
                6.             Tempat observasi                :
                7.             Waktu                                    :
II.            ASPEK YANG DIAMATI                :               Partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi
III.       PETUNJUK                          :                                Lingkari angka-angka di bawah ini sesuai dengan yang anda amati

No
Pernyataan
Alternatif
Nilai 4
Nilai 3
Nilai 2
Nilai 1
1.
Mempelajari materi sebelumnya
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
Mempelajari aturan diskusi
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
3.
Mempersiapkan kelengkapan diskusi
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
4.
Mendengarkan
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
5.
Mengajukan pertanyaan
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
6.
Menyampaikan gagasan
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
7.
Menyanggah pendapat dengan baik
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
8.
Menjawab pertanyaan
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
9
Mengerjakan tugas isian
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
10
Merangkum hasil
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
11
Menyimpulkan pandangan baru
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Keterangan:
Rentangan setiap aspek yang diobsevasi berskala 1- 10. Artinya:
9 – 10         nilainya 4, berarti alternatifnya selalu
7 – 8           nilainya 3, berarti alternatifnya sering
4,5,6           nilainya 2, berarti altenatifnya jarang
1,2.3           nilainya 1, berarti alternatifnya sangat kurang

Komentar/Kesimpulan
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….

                                                                                                                                    Surabaya,………..
                                                                                                                                    Observer…………

PEDOMAN OBSERVASI
SKALA PENIALAIAN KUANTITATIF

I.             IDENTITAS SUBYEK     
                1.             Nama                                     :
                2.             Kelas/Program                     :
                3.             No. induk/absen  :
                4.             Tempat/tgl lahir   :
                5.             Hari/tgl observasi                :
                6.             Tempat observasi                :
                7.             Waktu                                    :
II.            ASPEK YANG DIAMATI                :               Aktivitas diskusi
III.       PETUNJUK                          :                                Berikan tanda cek (V) pada kolom yang sesuai dengan gejala perilaku pada individu


No
Pernyataan
Alternatif
Sering
Aktif
Jarang
Tk.aktif
1
Mempelajari materi sebelumnya




2
Mempelajari aturan diskusi




3
Mempersiapkan kelengkapan diskusi




4
Mendengarkan




5
Mengajukan pertanyaan




6
Menyampaikan gagasan




7
Menyanggah pendapat dengan baik




8
Menjawab pertanyaan




9
Mengerjakan tugas isian




10
Merangkum hasil




11
Menyimpulkan pandangan baru





Komentar/Kesimpulan:
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
Tahap Pelaksanaan
                Tahap ini merupakan implementasi metode observasi dengan menggunakan instrument pedoman observasi berbentuk skala penilaian. Setelah menyiapkan pedoman observasi, observer melakukan pengamatan tingkah laku dan selanjutnya dengan cermat menandai kemunculan tingkah laku, menghitung, dan menuliskannya pada kategori skala tingkah laku pada instrument pedoman observasi skala penilaian. Kecermatan pencatatan frekuensi kemunculan amat penting, termasuk menjaga kehadiran observe seminimal mungkin tidak diketahui observee.
Tahap Analisis Hasil
                Tahap pertama, menghitung berapa kali observasi dilancarkan kepada observee dengan menggunakan instrument pedoman observasi skala penilaian, missal 10 kali. Maka, didapatkan catatan hasil observasi sebanyak sepuluh lembar pedoman observasi skala penilaian.
                Tahap kedua, menentukan N dengan mengalikan jumlah pernyataan n= 11 (skala penilaian kuantitatif) dengan frekuensi pelancaran observasi 10, sehingga ditemukan N = 110. Tahap ini dilanjutkan dengan menjumlahkan seluruh tanda cek pada 10 lembar pedoman observasi. Dalam hal ini diandaikan ada frekuensi (f), sama dengan 25 tanda cek dengan rincian: nilai 1 sebanyak 5kali; nilai 2 sebanyak 5kali; nilai 3 sebanyak 10kali; nilai 4 sebanyak 5kali. Keseluruhan nilainya sama dengan 65.
                Tahap ketiga, menghitung prosentase kemunculan gejala perilaku dengan rumus, yaitu f/N X 100 dan diperoleh sebersar 59,09%
                Tahap keempat, mencocokkan indeks prosentase dengan kriteria untuk memperoleh kesimpulan. Berdasar pada kriteria, indeks yang didapat termasuk dalam kategori penilaian “aktif dalam berpartisipasi”. Maka, dapat disimpulkan bahwa “siswa termasuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan diskusi”.
                Kesimpulan seperti hal tersebut masih tetap harus memperhitungkan berbagai data lain yang diperoleh melalui pengumpulan data yang berbeda.

3. Catatan Anekdot (Anecdotal Records)
    a. Pengertian
                Catatan anekdot merupakan salah satu bentuk pedoman observasi dimana observer melakukan pencatatan tingkah laku secara langsung, obyektif, singkat, jelas, terhadap kemunculan tingkah laku yang dianggap penting untuk direkam. Berbeda dengan pedoman observasi yang lain catatan anekdot tidak mencantumkan item-item pernyataan tingkah laku yang telah dituliskan sebelumnya pada pedoman observasi. Jadi, pedoman ini tanpa pernyataan (kosong), dan akan diisikan berdasarkan kemunculan tingkah laku yan muncul pada saat itu yang dianggap penting untuk direkam.
                Pencatatan peristiwa penting ini harus dibedakan antara berita atau fakta dengan pendapat (opini) pengamat. Berita/fakta merupakan gambaran obyektif situasi, keadaan, tingkah laku tanpa penambahan atau pengurangan apapun sebagai pengaruh kesan observer. Peristiwa yang dimaksud seperti: merokok, meninggalkan kelas, perkelahian, membolos, menyontek, membuat gaduk di kelas. Pengamatan ini penting dalam rangka penyelidikan maupun mengetahui tingkat-tingkat ubahan tingkah laku tertentu.
                Adapun kegunaan catatan anekdot adalah (1) memperoleh data/fakta yang lebih tepat tentang individu. (2) memperoleh keutuhan deskripsi terjadinya suatu tingkah laku yang lengkap (3) memperoleh pemahaman yang lebih konkrit, obyektif, lengkap tentang terjadinya tingkah laku (4) memperkembangkan cara-cara penyesuaian diri dengan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan.
                Dalam proses konseling catatan anekdot memberikan informasi yang lebih objektif dan jelas guna memahami tingkah laku klien, termasuk memperoleh perkembangan tingkah laku yang terjadi pada klien. Pada konferensi kasus hasil catatan anekdot juga merupakan kelengkapan informasi yang lebih factual tenteng individu selama di sekolah. Catatan anekdot berguna bagi staf sekolah untuk menyesuaikan diri dengan siswa; berguna bagi guru yang berminat untuk memahami masalah-masalah siswa.
   b. bentuk-bentuk catatan anekdot
                menurut bentuknya catatan anekdot ini diklasifikasikan menjadi:
       1. catatan anekdot deskriptif
Adalah catatan yang mendeskripsikan tingkah laku, kegiatan atau situasi yang terjadi dalam bentuk pernyataan apa adanya sesuai proses berlangsungnya kejadian.
       2. catatan anekdot interpretative
Adalah suatu catatan dimana observer menginterpretasikan kejadian tingkah laku, berdasarkan fakta yang diobservasi.
       3. catatan anekdot evaluative
Adalah suatu catatan yang menggambarkan tingkah laku, kegiatan atau situasi yang berupa peilaian oleh pengamat berdasarkan ukuran baik-buruk, benar-salah, datap diterima-tidak dapat diterima.
   c. langkah-langkah penyelenggaraan catatan anekdot
                terdapat tiga tahap yang dilakukan dalam penyelenggaraan catatan anekdot yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan, analisis hasil. Walaupun peristilahan tahapan ini sama dengan langkah-langkah pengadministrasian pedoman observasi yang lain, tetapi dalam catatan anekdot ini, berbeda dengan beberapa administrasi instrument pedomen observasi sebelumnya.
                Tahap persiapan ini dilakukan mengarah pada pelaksanaan, meliputi: penetapan aspek-aspek tingkah laku tertentu yang akan dicatat, penetapan siapa berapa pengamat, penetapan bentuk catatan anekdot. Tahap pelaksanaan, meliputi: menyiapkan format cataan anakedot, penentuan posisi observasi, pengamatan dari pencatatan perilaku individu. Selanjutnya, tahap ketiga , ialah tahap analisis hasil, di dalam teknik catatan anekdot ini lebih dikenal dengan komentar dan interpretasi.
                Adapun aplikasi ketiga tahap tersebut diuraikan berikut ini:
Langkah penentuan aspek tingkah laku yang dicatat :
                Catatan anekdot dapat dikenakan pada sebarang siswa. Akan tetapi pada kepentingan khusus pengamatan dapat diarahkan pada siswa tertentu dalam mana tingkah lakunya perlu diamati. Sedangkan aspek-aspek tingkah laku yang diamati juga dapat ditentukan, atau hanya ditetapkan tingkah laku tertentu yang menonjol ekstrim yang perlu dicatat. Pencatatan mencakup kapan, dimana, sebab tingkah laku muncul, seperti apa tingkah laku itu, akibat, frekuensi, durasi, latensinya. Aspek-aspek tingkah laku tersebut misalnya: kerjasama, ketelitian, perkelahian, membolos, membuat gaduh, menyontek dan sebagainya.
Langkah penentuan siapa yang melakukan pencatatan :
                Pihak-pihak yang akan melakukan pencatatan sedapat mungkin terlibat dalam aktivitas yang diamati. Yang melakukan bisa saja guru bidang studi, wali kelas, konselor, maupun pihak lain. Hal terpenting bagi pihak observer adalah pemahamannya tentang metode observasi, aspek yang diobservasi, kerahasiaan hasil. Maupun kesediannya. Selanjutnya menentukan seberapa banyak orang yang akan melakukan pencatatan terhadap perilaku siswa.
Langkah penentuan bentuk catatan anekdot :
                Bentuk cacatan anekdot dapat berupa lembaran kecil yang berisikan satu catatan peristiwa tertentu. Atau berbentuk catatan berskala yang berisikan catatan beberapa peristiwa yang dilakukan seara periodic dalam waktu tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar