IT

Jumat, 07 Desember 2012

KORELASI PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual karena masing-masing siswa mempunyai perbedaaan dalam pengalaman, kemampuan dan sifat-sifat pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan penuh inisiatif dan kreatif dalam pekerjaannya.
Pengelolaan kelas merupakan masalah pokok yang sering dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Hal ini kerena pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.
Suatu kondisi belajar yang optimal akan dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran, juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik, dan anak didik dengan anak didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sebagai contoh ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar, dalam konteks yang demikian itulah pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan dirinya kedalam dunia pendidikan.
Guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan, guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajar. Itu sama saja membiarkan jalannya pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan tidak berilmu menjadi berilmu. Tentu saja perlu menciptakan kondisi lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswaupakan awal terjadinya iklim balajar mengajar yang tidak kondusif.
Perilaku yang ditunjukkan oleh siswa tersebut bersumber dari kurangnya motivasi belajar siswa, yang dapat didorong oleh beberapa hal seperti siswa menganggap tidak penting materi yang sedang dibahas atau siswa merasa bosan dengan pola mengajar yang diterapkan guru.
Apabila siswa baik secara individual maupun kelompok memiliki perasaan- perasaan seperti itu maka dapat dipastikan siswa akan kurang serius terhadap materi pelajaran dan bahkan bisa melakukan perilaku-perilaku yang mengganggu seperti memberi pertanyaan-pertanyaan yang semestinya tidak perlu ditanyakan, mencemooh siswa atau melakukan gerakan-gerakan yang mengganggu terhadap siswa lain dan jika dibiarkan perilaku-perilaku tersebut akan menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan.
Oleh karena itu untuk menghindari perilaku-perilaku yang dapat mengganggu proses pembelajaran tersebut maka diperlukan strategi untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal agar kegiatan belajar mengajar berada dalam kondisi yang kondusif sehingga perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran.
Untuk proses pembelajaran yang aktif, guru harus menentukan metode pambelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajara. Tentu saja, orentasinya pada siswa belajar secara optimal. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar sesuwai dengan bakat dan kemampuan masing- ,masing.
Oleh karena itu kepribadian guru sebagai factor yang sangat pentingdan sangat berpengaruh terhadap para siswa. Kita mengetahui bahwa guru merupakan key person dalam kelas. Guru yang memimpin dan mengarahkan kegiatan para siswanya. Guru yang paling banyak berhubungan dengan para siswa dibandingkan dengan personil sekolah lainnya di depan mata anak anak, guru adalah seseorang yang memiliki otoritas, bukan saja otoritas dalam bidang akademis, melainkan juga dalam bidan nonakademis.dalam masyarakat kita “guru” di pandang sebagai orang yang harus “di gugu dan di tiru” (di turuti dan ditiru) pengaruh guru pada para siswanya sangat besar. Factor- factor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati misalnya, memegang peran penting dalam interaksi sosial.
Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat diasumsikan bahwa strategi yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas akan memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa dan untuk membuktikan kebenaran dari m
asalah tersebut maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang “ Korelasi Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas VII (Tujuh) di xxxxxxxxx.”
dapat di download disini
http://www.4shared.com/dir/IMhBK9Oq/sekripsiq.html
http://www.4shared.com/folder/IMhBK9Oq/sekripsiq.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar