IT

Selasa, 19 November 2013

PENGERTIAN OBSERVER

Pengertian OBSERVER
Observer merupakan seorang individu atau kelompok yang menjalankan observasi, bisa dibilang observer merupakan pelaku utama dalam proses berjalannya observasi. Dalam observasi, observerlah yang akan menentukan metode apa yang paling cocok untuk mendapatkan hasil berupa data yang sesuai dengan tujuan diadakannya observasi. Observer juga menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek kemudian melihat kehadiran perilaku yang dianggap penting, serta tidak memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, dan kualitas perilaku yang selanjutnya digunakan pada time sampling,
Tugas lainnya dari seorang Observer adalah  membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang direkam dalam bentuk nilai tertentu (angka) sebagai refleksi dari penilaian skala observasi atau observer Rating scales. Selanjutnya Peneliti/observer menyimpulkan tentang gejala yang diamati berdasarkan analis dan interpretasi yang dilakukan untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan dan tujuan observasi atau Kesimpulan.
Syarat-syarat menjadi Observer yang ideal:
·         Memiliki alat indera yang baik.
Memiliki alat indera yang baik disini yang dimaksud adalah indra pengelihatan dan oendengaran yang bukan hanya saya sehat, tapi juga peka serta teliti, karena tugas seorang onserver adalah mengamati tanpa diketahui bahwa dia sedang mengamati.
·         Adanya minat dan kesediaan melakukan observasi
Adanya minat sangat diperlukan dalam menjadi observer karena dengan minat yang tinggi seorang observer akan melakukan tugasnya dengan senang sehingga hasil yang dicapai akan sangat maksimal.
·         Mengerti latar belakang tentang materi yg akan diobservasi.
Memahami dan mengerti materi yang akan diobservasi tidak lain adalah tujuan dari observasi tersebut sehingga seorang observer akan fokus terhadap tujuan dan bukan hal yang lainnya.
·         Mampu memahami kode–kode/tanda–tanda tingkah laku untuk membedakan tingkah laku yang satu dengan yang lain.
Dengan memahami kode-kode tingkah laku maka dalam pelaksanaan observasi seorang observer akan dengan mudah mengindikasi banyak hal dengan melihat beberapa gerakan sehingga akan semakin melancarkan proses.
·         Membagi perhatian dan memusatkan perhatian
Kemampuan membagi dan memusatkan perhatioan jelas sangatlah diperlukan observer karena tidak jarang observee atau obyek observasi bukan hanya satu orang saja.
·         Dapat melihat hal –hal yang detail
Hal ini bisa juga disebut ketelitian, semakin seorang observer memiliki ketelitian yang tinggi maka hasil yang diperoleh akan semakin tinggi.
·         Dapat bereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh – contoh tingkah laku secara verbal/ nonverbal.
Reaksi serta aksi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari seorang observer dimana observer memang diwajibkan untuk menjadi responsif dalam menerima stimulus dan menginterpretasikannya melalui tindakan demi menunjang tujuan observasi.
·         Menjaga hubungan antar observer dan observee.
Hal yang satu ini erat kaitannya dengan konteks setelah proses observasi, dimana hubungan antara observer dan observee harus tetap terjaga, disinillah skill seorang observer ditentukan, bagaimana cara seorang observer mnampu menyelesaikan tugasnya tanpa merugikan observee atau orang lain disekitarnya baik dari segi moril maupun materil.
·         Observer sebaiknya bersikap netral dan bebas prasangka serta tidak cepat mengambil keputusan,

Observer memang diwajibkan untuk netral dan bebas prasangka karena hal tersebut akan sangat mempengaruhihasil dari observasi. Seorang observer tidak boleh terlibat atau melibatkan emosi saat proses observasi berlangsung karena sudah pasti akan mempengaruhi objectivitas dalam pengambilan keputusan dalam proses observasi. Misalnya jika seorang observer jatuh cinta pada observee, maka hasil observasi kemungkinan tidak akan bisa maksimal obyektifitasnya.

LANGKAH2 SETTING KEUANGAN

LANGKAH2 SETTING KEUANGAN

1.Ambil Script paling baru
   unt NIS 4 DIGIT:WRINGINANOM & MAN2GSK
2. Ubah logo & Judul Sekolah
3. Isi database karyawan sesuai dg data sekolah
   Wajib diisi:NIS,NAMA,KELAS,SEMESTER
4. update tabel karyawan,syntax nya:update karyawan set photo='XXX'
5. setting data masterspp
6. generate data spp
8. buat odbc keuangan
9. beri user:admin & pwd:imamsy
10. setting semua report, verify database pada odbc
11. setting layout kwitansi
12. coba cetak kwitansi
13. coba cetak laporan
14. compile
15.test

silahkan berlatih sampai bisa


Selasa, 23 April 2013

Mimpi Si Gembala Sapi menguasai dunia


Saya ini si gembala sapi.. young lide.. young lie.. young liede…
Inilah kerjanya si gembala sapi.. apa yang kau pikirkan lagi…

Bila hari sudah petang sapi pulang ke kandang saya turut dari belakang…
Jika sudah tutup pintu kandang si gembala menyenangkan badan
Inilah kerjanya si gembala sapi.. apa yang kau pikirkan lagi…

Yepie.. pie.. yepie.. ah.. ah..
Yepie.. yepie.. pie.. pie…
Yoboleio.. ih.. Yo.. lei.. ih..ooo…
Yoboleio.. yoboleio.. lei.. boleio…
Inilah kerjanya si gembala sapi.. apa yang kau pikirkan lagi…
Yoboleio.. yoboleio.. lei.. ih..ooo…


http://t.co/Bv1GNauiK7

Minggu, 21 April 2013

PENGARUH RITUAL KEAGAMAAN TERHADAP KEGIATAN SOSIAL


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka untuk  mewujudkan suatu masyarakat yang ideal, maka perlu adanya kerja sama antar warga masyarakat. Masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang aman, tentram, sejahtera, saling toleran antar warganya, berinteraksi dengan baik, berkomunikasiyang baik dan prilaku sosial yang baik lainnya. Dan kegiatan keagamaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada prilaku sosial seorang warga, sebab dalam kegiatan keagamaan, seseorang belajar tentang nilai agama yang dimana nilai tersebut mengajarkan nilai-nilai yang baik dan positif.
Kenyataan yang kita hadapi dalam keadaan masyarakat kita sekarang ini, banyak kegiatan-kegiatan keagamaan atau ritual-ritual keagamaan yang sudah semakin berkurang dari eaktu ke waktu, baik itu disebabkan oleh faktor kelompok, ataupun faktor individu masing-masing. Sehingga berkurang pula interaksi sosial antar warga masyarakat.
Dalam masyarakat, kegiatan sosial merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kerukunan warga dan ketentraman masyarakat.
Melihat dari latar belakang tersebut maka penulis akan mengadakan penelitian dangan mengambil judul “PENGARUH RITUAL KEAGAMAAN TERHADAP KEGIATAN SOSIAL  DI DUSUN LEMAH PUTIH WRINGINANOM GRESIK”
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana ritual keagamaan di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik?
2.      Bagaimana kegiatan sosial warga di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik?
3.      Adakah pengaruh ritual keagamaan terhadap kegiatan sosial di dusun lemah Putih wringinanom Gresik?
4.      Jika ada, sejauh mana tingkat pengaruh ritual keagamaan terhadap kegiatan sosial di Dusun lemah Putih Wringinanom Gresik?

C. Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan diatas, maka fokus penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Untuk mengetahui ritual keagamaan di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik
2.      Untuk mengetahui Kegiatan sosial di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik
3.      Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh ritual keagamaan terhadap kegistsn sosial  di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik
4.      Untuk mengetahui sejauh mana penagruh ritual keagamaan terhadap kegiatan sosial di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik
D. Manfaat Penelitian
1.      Bahan informasi dan masukan bagi para pimpinan dan masyarakat dalam rangka membuat perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan/ritual keagamaan
2.      Bahan pertimbangan bagi masyarakat wringinanom dalam rangka membuat perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan/ritual keagamaan
3.      Bagi penulis sebagai  bahan untuk mengembangkan ilmu yang penulis peroleh
E. Metode Penelitian
1.      Populasi, adalah keseluruhan subjek penelitian atau sekelompok subjek, baik berupa manusia, gejala-gejala, nilai-nilai dalam kaitannya dengan penelitian ini maka yang menjadi populasi adalah seluruh warga Dusun Lemah putih Wringinanom Gresik
2.      Sampel adalah sebagian individuyang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Mengingat banyaknya populasi dan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang ada pada penulis, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan tekni k sample. Adapun penagambialan sampel menggunakan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan atrata yang ada dalam populasi.
F. Pengumpulan Data
            Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen dalam mengumpulkan data sebagi berikut:
1.      Metode observasi
Yaitu metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti. Metode ini di gunakan peneliti untuk memperoleh data tentang keadaan kegiatan keagamaan masyarakat serta kegiatan sosial mereka.
2.      Metode interview
Yaitu proses memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerangka Teoritis
1. Ritual Keagamaan dalam perspektif dusun Lemah putih
            Ritual keagamaan adalah segala kegiatan keagamaan yang bersifat non formal yang dilaksanakan oleh dan untuk anak, remaja, orang tua dan seluruh wargaa masyarakat, yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu di masjid, dari mushola ke mushola, dari rumah ke rumah dimana mereka mereka berdomisili dengan secara terencana, terarah dan bertanggung jawab. Dengan tujuan untuk menjaga budaya serta menjalin tali silaturrahmi sehingga diharapakan dapat terbentuknysa ukhwah islamiyah sesama warga masyarakat.
            Ritual keagamaan di Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik dilaksanakan dengan pola sebagai berikut:
a.       Membaca surat Yasiin dan tahlil secara berjamaah yang dilaksanakan seminggu sekali dari rumah ke rumah. Jamaah yasiin tahlil di Dusun lemah putih terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok jamaah laki-laki dan kelompok jamaah perempuan. Kelompok jamaah laki-laki diadakan setiap seminggu sekali yang jatuh pada hari kamis malam (ba’da isya’), sedangkan jamaah perempuan diadakan setiap seminggu sekali dan jatuh pada hari kamis juga tetapi pada waktu setelah ashar.
b.      Pembacaan diba’iyah secara berjamaah dari rumah ke rumah, sama halnnya dengan yasiin tahlil, pembacaan diba’iyah juga dilaksanakan setiap seminggu sekali. Jam’iyah diba’ juga terbagi menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok laki-laki dan 2 kelompok perempuan. Jam’iyah diba’ laki-laki diadakan setiap seminggu sekali pada hari senin malam (ba’da isya’), sedangkan jam’iyah diba’ permpuan diadakan seminggu sekali pada hari jum’at dan sabtu.
c.       Organisasi remas (remaja masjid), yang pada hari-hari besar tertentu mengadakan kegiatan tertentu untuk merayakan hari-hari besar tersebut.
d.      Pembacaan istighasah secara berjamaah dari rumah ke rumah setiap seminggu sekali.
e.       Pembacaan khatmil Qur’an dari musholla ke musholla setiap seminggu sekali yang jatuh pada hari minggu. Sayangnya jamaah ini hanya terdiri dari sekelompok perempuan saja, sedangkan kaum laki-lakinya tidak ada.
f.       Lembaga pendidikan berupa TPA, TPQ dan Diniyah yang di Dusun Lemah Putih terdapat lebihh dari 5 lembaga pendidikan semacam tersebut.
2.  Kegiatan sosial di Dusun Lemah Putih
            Hubungan sosial menyangkut kehidupan manusia, karena manusia adalah makhluk sosial, artinya tidak bisa hidup sendiri. Kesadaran sosial dibutuhkan oleh setiap orang agar bisa hidup rukun dengan masyarakat.
            Kegiatan sosial merupakan faktor yang snagt berpengaruh pada kerukunan dan kerukunan sangat berpengaruh pada ketentraman masyarakat. Oleh karena itu kegiatan sosial sangat dibutuhkan dalam membangun masyarakat yang aman dan tentram. Kegiatan sosial mencerminkan adanya interaksi antar warga masyarakat, dan berdampak positif pada masyarakat itu sendiri, seperti timbulnya rasa toleransi, rasa tenggang rasa dan lain sebagainya. Adapun dampak positif  dari kegiatan sosial antara lain:
a.       Tumbuh dan semakin meningkatnya kerukunan antar warga masyarakat
b.      Tumbuhnya sikap taat pada aturan
c.       Sopan saat berbicara
d.      Berjiwa sosial
e.       Tumbuhnya budaya gotong royong dsb.
B. ANALISIS DATA
          Dusun Lemah Putih merupakan Dusun yang bisa dibilang aman dan tentram. Penuls mengatakan demikian bukanlah berarti tanpa adanya alasan. Terbukti di dusun tersebut jarang sekali ada tindakan kriminal. Tindakan kriminal disini diumpamakan seperti perkelahian, baik itu antar individu maupun kelompok, pencurian, perampokan dan tindakan kriminal lainnya.
          Keadaan tersebut bukannya tanpa alasan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, yang menyebabkan terbentuknya keadaan masyarakat yang demikian. Sepengetahuan penulis, terciptanya masyarakat yang damai, aman dan tentram tersebut faktor utama yang mempengaruhi hal tersebut adalah faktor sosial, artinya adanya interaksi sosial yang positif antar warga masyarakat, khususnya Dusu Lemah Putih. Interaksi sosial yang positif tersebut bisa berupa saling bantu membantu, saling gotong royong, tata pada aturan dan lain sebagainya.
          Disisi lain, yaitu agama. Warga Dusun Lemah Putih bisa dibilang sedang-sedang saja. Penulis mengatakan demikian, karena dari pengamatan sang penulis terhadap populasi disana, serta interview dengan beberapa sampel, hanya 60% warga Dusun Lemah Putihyang aktif melaksanakan shalat. Penulis menggunakan shalat sebagai tolak ukur, karena ada pepatah “jika shalatnya baik, maka agamanya juga baik”. Dari hal itulah penulis menggunakan shalat sebagai acuan/tolak ukur agamapada warga masyarakat Dusun Lemah Putih.
          Terdapat keadaan yang mungkin bisa juga dijadikan sebagai alasan yaitu bahwa warga yang ikut shalat berjamaah disetiap musholla atau masjid hanya segelintir orang, itupun hanya para warga yang sudah berumur saja, sementara para remajanya tidak ikut berjamaah. Meskipun demikian warga Dusun Lemah Putih juga mempunyai aktifitas-aktifitas, kegiatan-kegiatan, ritual-ritual keagamaan seperti yang sudah dipaparkan penulis sebelumnya diatas. Terdapat pembacaan yasin tahlil secara berjamaah, pembacaan diba’iyah secara berjamaah, khotmil Qur’an, remaja masjid istighosah dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut mengandung beberapa unsur manfaat, antara lain:
·    Adanya penguatan agama, melalui pembiasaan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut
·    Adanya pemberian pendidikan agama, melalui TPQ, TPA, Diniyah dan lembaga nonformal lainnya
·    Adanya interaksi/hubungan sosial, sehingga komunikasi antar warga tetap terjaga
·    Adanya kerjasama antar warga
·    Melestarikan budaya masyarakat
C. KESIMPULAN
          Dari analisis diatas, atau berbagai manfaat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan-kegiatan/ritual-ritual keagamaan sangat berpengaruh pada kegiatan-kegiatan sosial. Dengan adanya kegiatan/ritual keagamaan, seseorang mendapat pendidikan dan penguatan dalm sisi agama. Sedangkan agama mengajarkan pada kebaikan. Agama juga mengajarkan untuk saling menghargai sesama manusia, saling membantu, dan saling tolong menolong antar sesama, dan hal tersebut merupakan cerminan dari prilaku sosial yang positif.
          Disisi lain, kegiatan/ritual keagamaan juga mengandung nilai sosial, nilai kebersamaan dan kerukunan. Dari hal tersebut sudah cukup untuk dijadikan bukti keteranga bahwa kegiatan/ritual keagamaan mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan sosial warga Dusun Lemah Putih Wringinanom Gresik.


dolor- dolor jangan luppa y, komen dan jadi member blog ini, satu lagi jangan lupa follow Twitter q di @riantoabdqodir

Senin, 15 April 2013

RELATIONAL LEARNING DAN AMNESIA

@riantoabdqodir
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Amnesia adalah hilangnya ingatan/memori seseorang, seperti kejadian, informasi, dan pengalaman. Pada umumnya amnesia tidak menyebabkan hilangnya identitas diri. Gejala yang juga disebut sindrom amnestik ini biasanya jelas dan penderita tahu siapa dirinya, tapi kesulitan belajar tentang informasi dan membentuk memori baru. Amnesia disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang penting untuk proses memori.Tidak seperti episode kehilangan ingatan sementara (transient global amnesia), sindrom amnestik dapat menjadi kehilangan ingatan permanen. Pengobatan klinis menyebutkan, tidak ada pengobatan khusus untuk amnesia, tapi ada teknik untuk meningkatkan memori. Dukungan psikologis dan keluarga juga bisa membantu penderita amnesia.
Ciri utama amnesia adalah gangguan kemampuan mempelajari informasi baru setelah permulaan dari amnesia (anterograde amnesia) serta gangguan kemampuan mengingat peristiwa masa lalu dan informasi yang dikenal sebelumnya. Orang dengan sindrom amnestik tidak dapat menyimpan informasi baru. Pada beberapa kejadian mereka mengalami gangguan pada tingkat daya ingatnya. Meski demikian, hilangnya memori ini tidak akan berpengaruh terhadap kecerdasan, pengetahuan umum, kesadaran, rentang perhatian, penilaian, kepribadian, dan identitas mereka. Penderita sindrom amnestik biasanya dapat memahami lisan dan tulisan.Mereka pun tidak kehilangan keahlian yang memang mereka kuasai, seperti mengendarai motor, bermain gitar.
Amnesia juga bisa terjadi karena kerusakan struktur otak yang membentuk sistem limbik, yang mengendalikan emosi dan kenangan.Struktur ini meliputi talamus di pusat otak dan formasi hipokampus yang berada di lobus temporal otak.
B.     RUMUSAN MASALAH
Anterograde amnesia merupakan ketidakmampuan individu untuk  mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat. Disini kita akan membahas penyebab Anterograde amnesia serta bagaimana penderita Anterograde amnesia itu  dapat mempelajari hal baru.

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa penyebab Anterograde amnesia ?
2.      Untuk mengetahui bagaimana penderita Anterograde amnesia belajar hal baru ?

D.    MANFAAT
1.      Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu bagi pengembangan ilmu psikologi khususnya, psikologi Faal terutama yang berhubungan dengan Relational Learnig dan Amnesia.
2.      Makalah ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi dalam kegiatan perkuliahan, khususnya pada mata kuliah Psikologi Faal dan menjadi bahan diskusi untuk menambah wawasan mahasiswa tentang Relational Learnig dan Amnesia.

BAB II
PEMBAHASAN

Anterograde Amnesia
Salah satu penyakit yang disebebkan oleh kerusakan otak adalah anterograde amnesia atau ketidak mampuan untuk belajat informasi yang baru. Sebaliknya retrograde amnesia mengacu kepada ketidak mampuan untuk mengingat kejadian sebelum kerusakan otak terjadi. Anterograde amnesia jarang sekali terjadi, kebanyakan adalah retrogen amnesia.
Tqhun 1889, seorang dokter dari Rusia, Sergei Korsakoff untk pertama kalinya menjelaskan kerusakan ingatan yang disebabkan oleh kerusakan otak. Korsakoff syndrome adalah gejala anterograde amnesia yang paling berat. Korsakoff syndrome diakibatkan oleh alkoholisme yang kronissehingga berkurangnya vitamin B1. Gejala lain konsakoff lainnya adalah mengarang (konfabulasi), orang dengan kelainan ini bila di tanya mengenai hal atau kejadian di masalalu akan mngarang cerita yang tidak masuk akal. Orang yang menderita konfabulasi tidak sengaja mengatakan cerita bohong, tetapi mereka percaya bahwa cerita mereka memang betul adanya.

Penjelasan Dasar
Millner (1970) mengamnil kesimpulan bahwa:
- Hippocampus bukan tempat memori jangka panjang dan tidak diperlukan untuk retrieval memori jangka panjang, jika memang betul demikian pasien tidak dapat berbicara dan tidak ingat dengan masa kecilnya.
- Hippocampus bukan tempat memori jangka pendek, karena pasien masih ingat apa yang dibicarakan beberapa waktu yang lalu.
- Hippocampus terlibat dalam mengubah memori jangka pendek menjadi memori jangka oanjang, memori jangka pendek dipertahankan oleh aktivitas saraf, sedangkan memori jangka poanjang terdiri atas perubahan struktur dan biokimia dalam saraf, relative lebih permanen.

Ahli Psikologi membagi ingatan menjadi dua, yaitu :
Ingatan Jangka Pendek, ingatan tentang rangsang yang telah dipersepsi. Kita bisa mngingat informasi baru dengan cara mengulangnya. Begitu kita berhenti, maka tidak ingat lagi.
Ingatan Jangka Panjang, ingatan jangka pendek yang ada dapat diubah ke dalam ingatan jangka poanjang jika kita menginginkannya. Perubahan memori jangka pendek ke memori jangka poanjang dinamakan proses konsolidasi.
Kemampuan Dasar Yang Masih Tersisa
Individu dengan anterograde amnesia masih bisa belajar. Percobaan dengan broken drawing menunjukkan pasien masih mempunyai retensi jangka panjang, walaupun kinerjanya tidak sebagus orang-orang normal (Milner, 1970). Pasien anterograde amnesia masih bisa belajar mengenali muka, stimulus response learning, dan sebagainya.
Memori Deklaratif dan Non Deklaratif
Walaupun pasien amnesia dapat belajar dan mengenali dengan baik, tetapi tidak ingat tentang pelajaran sebelumnya, ruangan tes, peralatan yang digunakan. Bila mengenali gambar yang tidak lengkap, pasien mengingkari kenyataan bahwa dia telah melihat tugas tersebut sebelumnya.
Memori dekoratif adalah memori yang dapat diekspresikan secara ferbal, seperti memori kejadian saat lampau atau rekoleksi yang disadari secare eksplisit tentang fakta, kejadfian atau rangsangan spesifik
Memori non dekoratif, termasuk belajar perceptual , stimulus response maupun motor learning yang tidak kita sadari, yang pembentukannya tidak tergantung pada hippocamtal formation.
Anterograde Amnesia : Kegagalan Relational Learning
Pada anterograde amnesia, terlihat kehilangan kemampuannya untuk membentuk memori deklaratif yang baaru, tetapi kemampuannya untuk membantuk memori non daklaretif mmasih tetap ada, baik perceptual learning , stimulus response, maupun motor learning. Memori deklaratif bukan hanya pelajaran verbal, tetapi juga menceritakan kembali sesuatu atau kejadian yang dulunya dialami.
Jika seseorang bercerta banyak mengenai kegiatannya di pagi hari, maka memorinya bukan verbal memory, melainkan memori tentang kejadian. Yang di ingat adalah persepsi mengenai urutan kejadian.
Hubungan Antara Hippocampal Formation dengan Daerah Otak Lainnya
Hippocampal formation sendiri tediri dari dentate gyrus, field ca1 dan 3hippocampus sendiri, dan subiculum. Input paling penting dalah dari enthorinal cortex. Output dari hippocampal terutama berasal dari Field CA1 dan subiculum. Hamper semua di ralay kmbali melalui entorhinal, perirhinal, dan parahippocampal cortex ke daerah association coertex yang menyadiakan input. Hippocampal formation juga menerima input dari daerah subkortikal lewat fornix.
Bukti Bahwa Kerusakan Hippocampal Menyebabkan Anterograde Amnesia
Penelitian Zola Morgan, Squire, dan Amaral (1986) membuktikan bahwa kerusakan hippocampal memang menyababkan anterograde amnesia. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa anterograde amnesia disebabkan oleh kerusakan Field CA1 (Victor gan Agamonolis, 1990; Rempel Clower et al, 1996)
Daerah Field CA1 kaya akan reseptor NMDA, dan gangguan metabolic berupa anoxia, ayan, hypoglikemia, akan menyebabkan terminal button melepas gutamat dalam jumlah sangat besar, tang akan merangsang reseptor NMDA, dengan akibat ion kalsium akan masuk dalam jumlah yang sangat besar. Dalam beberapa menit akan merusak saraf.
Amnesia yang disebabkan oleh rusaknya Field CA1 tidak separah amnesia yang disebabkan medial temporal lobectomy, yang merusak bagian lain dari hippocampal formation, amygdale dan cortek di sekelilingnya. Kerusakan amygdale merusak emotional learning, tetapi tidak menyebabkan anterograde amnesia. Tetapi kerusakan pada limbic cortex yang memberikan jalur informasi ke arah dan dari hippocampal formation menyebabkan anterograde amnesia.

Bukti Keterlibatan Struktur Otak Lainnya
Lesi bilateral pada lobus temporalis medial menyebabkan anterograde amnesia karena kerusakan pada hippocampal formation dan daerah cortex yang mengelilinginya. Dari penelitian gajala individu dengan kerusakan otak yang disebabkan hal lain selain korsakoff, dapat disimpulkan bahwa kerusakan pada sirkuit saraf meliputi hippocampus, fornix, mammillary bodies, dan anterior thalamus, menyebabkan amnesia. Beberapa penelitian diaporkan bahwa kerusakan pada fornix yang disebabkan oleh perlukaan atau operasi otak dapat memicu anterograde amnesia.





Fungsi Hippocampal Formation dalam Retrogade Amnesia
Anterograde amnesia biasanya diikuti dengan reterograde amnesia. Bila kerusakan hanya terbatas pada CA1, maka pasien tidak memperlihatkan retrograde amnesia, dan bila kerusakan meluas ke daerah lain di hippocampus, pasien memperlihatkan retrograde amnesia.
Retrograde amnesia masih merupakan misteri, karena para penderita retrograde amnesia tidak dapat mengingat peristiwa beberapa tahun setelah kerusakan otak, tetapi masih bisa mengingat kejadian yang jauh di masa lalu. Hal ini berarti kita memerluka hippocampus untuk mendapatkan kembali memori dekoratif yang baru, tetapi untuk mendapatkan kembali memori yang lama atau sangat lama, hippocampus tidak dibutuhkan.

Working Memory
Dari hasil penelitian dapat di indikasikan bahwa lesi pada hippocampus atau segala sesuatu yang berhubungan dengan hippocampus dapat merusak working memory, tetapi tidak merusak reference memory. Working memory adalah memory mengenai apa yang telah dipersepsi dan dipikirkan, terdiriu atas informasi lain yang terkait, yang baru diambil dari memori jangka panjang, tetapi bisa berubah dari hari ke hari. Reference memory adalah memori jangka panjang yang permanen tentang keadaan stabil atau darurat di lingkungan, dihasilkan oleh kondisi yang konsisten.

Persepsi Spatial dan Belajar
Lesi hippocampal merusak kemampuan menelusuri dan mengingat spatial location. Orang dengan kerusakan pada hippocampal tidak bisa mencari rumahnya. Lesi hippocampal menyebabkan kemampuan navigasi burung merpati pos dan tikus hilang. Pada labirin yang berisi air dan bubuk susu, tikus dengan lesi hippocampal terihat berenang tanpa tujuan bila makanan disembunyikan sedikit dibawah permukaan air, jadi labirin bubuk susu yang dikembangkan, memerlukan leratonal learning untuk tujuan navigasi di sekeliling labirin. Tetapi apabila makanan ditaruh diatas permukaan air, tikus dengan lesi hippocampalpun dengan mudah mencapainya. Berarti stimulus response learning masih tetap ada.
                                           
Place Cell di Hippocampal Formation
Dari hasil penelitian oleh O’Keefe dan Dostrovsky (1971) ditemukan beberapa hal menarik. Mereka merekam aktivitas sel pyramid tunggal, dan menemukan bahwa beberapa saraf firing ratenya tinggi hanya apabila tikus berada dalam lokasi tertentu. Saraf yang berbeda mempunyai receptive field yang berbeda pula. Saraf ini dinamakan place cells, saraf di hippocampal formation yang aktif saat berada di lokasi tertentu di lingkungan. Hippocampal place cell dipadu oleh rangsangan penglihatan, karena receptive fieldnya berubah apabila lingkungannya berubah. Kenyataan bahwa saraf di hippocapal formation mempunyai spatial receptive field tidak berarti tiap saraf mengkode lokasi tertentu. Tetapi informasi ini dipresentasikan oleh pola aktivitas sirkuit saraf di hippocampal formation.
Walaupun sifat khas sel pyramid di hippocampal formation adalah mampu mengkode spatial location, saraf ini juga merespon nonspatial cues.

Peran Potensiasi Jangka Panjang dalam Fungsi Hippocampal
Place cell di hippocampal formation menjadi aktif jika binatang terdapat di lokasi tertentu. Hubungan ini meningkatkan excitability saaraf di hippocampus. Bila binatang belajar melakukan tugas yang melibatkan hippocampal formation, maka pengalaman ini menyebabkan beberapa perubahan oleh potensi jangka panjang. Pengalaman belajar yang melibatkan hippocampal formation juga menyebabkan perubahan bio kimia yaitu meningkatnya enzim PKC dan CaM-KII.

Modulasi Fungsi Hippocampal dengan Input Monoaminergik dan Acetylcholinergik
Hippocampal formation menerima input dari saraf acetylcholinergik, noradrenergic, dopaminergik,dan serotomergik. Saraf yang mansarafi daerah yang luas di otak, tidak membawa informasi khusus, yang menjadi bagian dari memori. Sebaliknya mereka mengontrol fungsi hippocampal dalam memproses informasi, yang mempengaruhi apa yang dipelajari. Serotonin mempunyai efek menekan terbentuknya potensi jangka panjang di hippocampal formation, dengan menghambat pelepasan glutamate. Sedangkan acetylcholine mempunyai efek facilitatory, terutama pada synapse dari saraf terminal entorhinal cortex dengan granule cell dentate gyrus. Potensi jangka panjang pada sinapse-sinapse ini tidak memerlukan NMDA tetapi memerlukan aktivasi β noradrenergic. Input modulasi yang sangat penting ke hippocampus datang dari medial septum yang acetylcholinergiknya memasuki hippocampal formation lewat fornix yang menyebabkan terjadinya hippocampal theta rythms.
Salah satu efek penuaan adalah hilangnya saraf acetylcholinergik. Peningkatan pelepasan acetylcholine di hippocampal formation dapat mengurangi deficit dalam relational memory yang terjadi pada binatang tua. Aktivitas theta hippocampal terkait erat dengan jenis perilaku binatang. Pada tikus, perilaku theta berhubungan erat dengan eksplorasi dan investigasi, seperti berjalan, lari, berdiri atas kaki belakang, mengendus dan memanipulasi objek. Para peneliti percaya bahwa theta rhytm terkait dengan mendapatkan informasi sensoris lewat hippocampal formation. Diindikasi bahwa selama theta rythms. Informasi diambil oleh dentate gyrus dan field CA3. Setelah eksplorasi selesai, theta rhythm dan informasi dipindahkan ke field CA1. Saat slow-wave sleep informasi dipindahkan dari hippocampal formation ke neo cortex, dimana memory jangka panjang disimpan.

Penjelasan Teoritis Fungsi Hippocampal
Orang dengan anterograde amnesia masih dapat mengenali rangsang baru, belajar merespon, membuat respon yang sesuai denganrangsang tertentu. Yang tidak dapat mereka lakukan adalah membicarakanmengenai apa yang mereka pelajari, tidak mampu belajar tentang hubungan yang komplek antar rangsang termasuk urutan kejadian. Ada banyak teori tentang fungsi hippocampal yang mengakui peran penting hippocampus dalam ingatan spasial. Diantaranya adalah :
  1. Menurut Winier, Paul, Eichenbaum (1989). Consensus yang berkembang mengindikasikan bahwa hippocampus sangat penting untuk proses belajar dan memori dari banyak modalitas informasi yang secara bersama- sama mempresentasikan hubungan antara banyak rangsang independent, tetapi tidak untuk mendapatkan independent stimulus reinforcement association.
  2. Sutherland and Rudy (1980,1995) memperkenalkan ‘configural association theory” yang mengindikasikan bahwa system hippocampal menggabungkan representasi dari rangsang elementer untuk membangun representasi unik dan membiarkan terbentuknya asosiasi antara representasi konfigural dan representasi elementer lainnya.
  3. O’Keefe dan Nadel (1978) mengusulkan teori peta kognitif tentang fungsi hippocampus. Menurut teori ini ada beberapa system di otak yang terspesialisasi dalam ingatan untuk berbagai jenis informasi yang berbeda dan fungsi spesifik hippocampus adalah menyimpan ingatan untuk lokasi spasial. O’Keefe dan Nadel menyatakan bahwa hippocampus mengkonstruksi dan menyimpan peta-peta alusentrik dunia luar dari input ingatan yang diterimanya. Menurut teori ini hippocampus memerankan peran istimewa dalam ingatan episodic karena kontex spasial memainkan peran kritis dalam memperoleh dan mengingat kembali sebuah episode. 
  4. Brown dan Anggleton (2001) mengusulkan teori tentang peran hippocampus dalam pengenalan objek yang menekankan hubungannya dengan kortex peririnal. Hippocampus berperan daam mengenali  tataran spasial objek.
Hippocampus memang salah satu struktur otak yang dipelajari secara paling seksama. Meskipun ada consensus umum bahwa hippocampus memainkan peran penting dalam ingatan.
Bila kita sudah terbiasa dengan suatu lingkungan, dan ketika kita di tutup matanya dan ada di sana, kemudian tutup mata dibuka maka dengan segera kita tahu tempat di mana kita berada.
Hippocampal formation menerima informasi dari semua daerah di sensory association cortex dan dari motor association cortex lobus frontalis. Dia juga menerima informasi dari amygdale berkaitan dengan bau rangsang yang berbahaya. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kerusakan pada hippocampal formation merusak kemampuan binatang untuk membedakan cortex tertentu. Perubahan synaptic di amygdale bertanggung jawab atas conditioned emotional response. Bila rangsang kontekstual dideteksi oleh hippocampal formation, maka respon emosional clasikal conditioning terhadap rangsang kontekstual harus melibatkan pemindahan informasi dari hippocampus ke amygdala.
Hubungan antara korteks dengan memori deklaratif adalah, seperti bila seorang yang normal duduk di depan alat penekan panel dengan gambar lingkaran di depannya, maka ketika dia duduk didepan alat tersebut, hippocampalnya menerima informasi tentang konteks dimana kejadian berlangsung, sperti nuansa hatinya, orang lain yang hadir, dan sebegainya.

ASSESMEN FORMAL ANTEROGRADE AMNESIA H.M

Digit span+1 Test
Ketidakmampuan H.M untuk membentuk ingatan jangka panjang diilustrasikan oleh performanya pada digit span+1. H.M diminta untuk emngulangi 5 digit yang dibacakan dengan interval 1 detik. Berikutnya 5 digit yang sama diberikan dengan 1 digit baru ditambahkan di belakang. Konsekwensinya dia harus mengulang beberapa kali untuk menyebutkannya dengan benar. Setelah 25 kali percobaan H,M yidak mampu untuk mengulang 8 digit, sedangkan subjek normal mampu untuk mengulang 15 digit setelah 25 kali.

Block-Tapping Memory –Span
Sembilan balok disebar di depan H.M, dan dia diminta untuk melihat neuropsikolognya menyentuh salah satu sekuensinya dan kemudian mengulangi sekuensi sentuhan yang sama. H.M hanya dapat mengulang sebanyak 5 balok, yang merupakan kisaran normal tetapi dia tidak dapat menyentuh 6 konsekwensi 6 balok, bahkan jika diulang sebanyak 12 kali.

Mirror drawing test
Anterograde amnesia tidak melibatkan seluruh ingatan jangka panjang berdasarkan Mirror drawing test. Tugas H.M adalah menggambar sebuah garis dengan batas sebuah target berbentuk bintang dengan mengamati tangannya di cermin. Setelah tiga hari berturut-turut performa H.M meningkat, akan tetapi lepas dari hal tersebut H.M tidak mengingat bahwa ia pernah melakukan hal tersebut.

Rotary-Pursuit Test
Subjek berusaha menjaga agar ujung stylus tetap bersentuhan dengan sebuah targetyang berotasi diatas meja bundar. Bahwa dalam hasil tes tersebut H.M performa subjek meningkat terus menerus selama 7 hari. Terlepas dari kenyataan tersebut H.M mengatakan bahwa dia belum pernah melihat Rotary-Pursuit Test.



Incomplete Test
Tes sensorik motoric yang menggunakan lima set gambar yang dipecah-pecah. Setiap set terdiri dari 20 objek yang sama, yang berbeda dalam tingkat pecahannya. Set satu berisigambar yangpaling pecah dan set lima berisikan gambar yang utuh. Terlihat dari tes ini performa H.M semakin meningkat. Terlepas dari itu H.M tidak dapat meningat tes sebelumnya.

Pavlovian Conditioning
H.M belajar untuk mengkondisikan dirinya, ketika ada nada yang berbunyi sebuah hembusan diarahkan ke matanya. Dua tahun kemudian H.M masih menyimpan respon tersebut secara hampir sempurna, meskipun dia tidak ingat tentang latihannya.


BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Ciri utama amnesia adalah gangguan kemampuan mempelajari informasi baru setelah permulaan dari amnesia (anterograde amnesia) serta gangguan kemampuan mengingat peristiwa masa lalu dan informasi yang dikenal sebelumnya. Orang dengan sindrom amnestik tidak dapat menyimpan informasi baru. Pada beberapa kejadian mereka mengalami gangguan pada tingkat daya ingatnya. Meski demikian, hilangnya memori ini tidak akan berpengaruh terhadap kecerdasan, pengetahuan umum, kesadaran, rentang perhatian, penilaian, kepribadian, dan identitas mereka. Penderita sindrom amnestik biasanya dapat memahami lisan dan tulisan.Mereka pun tidak kehilangan keahlian yang memang mereka kuasai, seperti mengendarai motor, bermain gitar.
Amnesia juga bisa terjadi karena kerusakan struktur otak yang membentuk sistem limbik, yang mengendalikan emosi dan kenangan. Struktur ini meliputi talamus di pusat otak dan formasi hipokampus yang berada di lobus temporal otak.
Orang dengan anterograde amnesia masih dapat belajar hal baru yang berhubugan dengan memori non dekoratif, termasuk belajar perceptual, stimulus response maupun motor learning yang tidak kita sadari, yang pembentukannya tidak tergantung pada hippocamtal formation hal baru dengan cara melatih kemampuan fisik
  

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Soetanto. 2002. Psikologi Faal 2. Surabaya :UNESA University Press
jangan lupa follow Twitter q di @riantoabdqodir